Manusia Sebagai Makhluk Budaya (Materi 10)

by - 19.49.00

Nama : Afifah 
Jurusan :D3 Desain Komunikasi Visual/2016
Nim : 1602071008


Makhluk budaya (Materi 10)

artinya makhluk yang berkemampuan melakukan hal-hal yang positif, menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Manusia sebagai makhluk berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk lain, yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan Dengan hasil budaya manusia, maka terjadi pula kehidupan. Pola kehidupan inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat mempengaruhi cara berfikir dan gerak sosial. 
(http://26inggris2brianiyusmarina.blogspot.co.id/)


Q.S. Ar-Rum ayat 41-42 

Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Q.S. Ar Rum (30) : 41-42)


أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
“…kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.” (HR. Muslim)

Dalam hadits ini, Nabi mengatakan ‘urusan dunia kalian’, namun tidak mengatakan ‘hukum urusan dunia kalian’ Karena untuk masalah dunia, Nabi menyerahkan pada umatnya, namun untuk hukum perkara dunia, hanya Nabi lah yang lebih tahu. Misalnya dalam hal memelihara jenggot. Urusan jenggot kenapa bisa tumbuh, manusia lebih tahu akan hal itu. Namun urusan hukum memelihara jenggot, Nabi lah yang lebih tahu.

Teknologi adalah Perpanjangan dari tangan Manusia, dengan adanya teknologi perkara perkara yang dikerjakan oleh manusia menjadi lebih mudah. 

Al-Jumu'ah ayat 10 yang berbunyi, “Setelah didirikan shalat (Jum'at) maka bertebaranlah kamu di muka Bumi dan carilah sebagian dari karunia Allah. Dan berbanyaklah berzikir kepada Allah agar kamu beruntung.” Menurut Sahal, ayat ini adalah petunjuk bahwa Allah mendorong kita untuk berusaha semaksimal mungkin dalam bekerja. “Allah tidak membatasi kita dalam mencari penghasilan. Silakan melakukan perjalanan sejauh mungkin untuk mencari penghidupan, berbisnis.”

Tiadalah Allah memerintahkan sesuatu bila tanpa keutamaan di dalamnya, termasuk dalam perintah melakukan perjalanan. Apa saja keutamaan bepergian? “Ada banyak keutamaan,” kata Sahal, “di antaranya, bertambah ilmu dan wawasan, menambah silaturahim, menambah rezeki, dan banyak lagi. Selain itu jika dilakukan secara kolektif, bepergian bersama akan mempererat ikatan ukhuwah,” paparnya.
Bahkan berdasarkan beberapa hadits Nabi saw, dari tujuh golongan manusia yang doa mereka mustajab di sisi Allah, di antaranya adalah doa seorang musafir sampai ia kembali dari perjalanannya. Namun, keutamaan-keutamaan itu tidak akan kita raih bila kita tidak berpegang pada adab-adab bepergian yang diajarkan Islam.
Sahal mengungkapkan lima adab bepergian dalam Islam, yaitu niat, tidak melakukan maksiat, doa dan sabar, membuat wasiat, serta membayar utang.

Media, berbahaya dan bermanfaat. 
media mempunyai peranan penting dalam hal penyebaran informasi yang cepat, Media saat ini menjadi salah satu hal pokok yang dibutuhkan manusia karena dari media manusia dapat mengetahui hal hal yang sedang nge trend saat ini yang memberikan manfaat bagi manusia. adapun soal bahaya media juga membawa dampak negatif yakni karena media tidak mebatasi hal hal tertentu, contohnya situs" pornografi yang bisa di akses oleh anak kecil yang dapat memberikan efek buruk bagi anak kecil tersebut. 

demikian. 



You May Also Like

0 komentar