Manusia sebagai Makhluk Peneliti (Materi 9)
Nama : Afifah
Jurusan :D3 Desain Komunikasi Visual/2016
Nim : 1602071008
Manusia sebagai Makhluk Peneliti (Materi 8)
“Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. (1) Bacalah
(nyatakanlah) dengan nama Tuhan mu yang telah menciptakan (segala sesuatu di
alam semesta ini). (2) Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah beku.
(3) Bacalah (umumkanlah !) dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (4) yang
mengajarkan dengan pena. (5) Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
itu lah sepenggal terjemahan ayat al qur-an surat Al Alaq ayat 1 - 5 yang merupakan wahyu pertama untuk nabi Muhammad SAW.
inti pokok
“bacalah! ” -> Nabi Muhammad disuruh untuk membaca wahyu yang akan diturunkan kepada beliau atas nama Allah.
" yang Menciptakan mu dari segumpal darah "
-> Tuhan yang menciptakan manusia Yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah. Yaitu segumpal
air yang telah berpadu dari mani si laki-laki dengan mani si perempuan yang
setelah 40 hari lamanya, air itu akan menjelma menjadi segumpal darah dan dari
segumpal darah itu kelak setelah 40 hari akan menjadi segumpal daging.
"Bacalah, dan tuhanmu itu adalah maha mulia"
-> Setelah pada ayat pertama beliau menyuruh membaca dengan
nama allah yang menciptakan manusia dari segumpal darah, diteruskan lagi
menyuruh membaca diatas nama tuhan. Sedang nama tuhan yang selalu akan diambil
jadi sandaran hidup itu ialah allah yang maha mulia, maha dermawan, maha kasih
dan saying kepada mahluknya.
“Dia yang mengajarkan dengan pena ”
-> Itulah kemulian Allah yang tertinggi.Yaitu diajarkanya
kepada manusia berbagai ilmu, dibukanya berbagai rahasia, diserahkanya berbagai
kunci untuk pembuka perbendaharaan allah yaitu dengan qalam. Dengan pena
disamping lidah untuk membaca, tuhanpun mentaksirkan pula bahwa dengan pena
ilmu dapat dicatat. Pena itu kaku dan beku serta tidak hidup namun yang
dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahami oleh manusia
"Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
-> Terlebih dahulu Allah Subhanahu wa ta’ala mengajari manusia mempergunakan Pena . Sesudah dia pandai mempergunakan Pena itu banyak ilmu pengetahuan yang diberikan oleh Allah kepadanya, sehingga dapat pula dicatat ilmu yang baru
didapatnya itu dengan Pena yang sudah ada dalam tangannya.
Namun, dalam kehidupan sekarang dapat kita lihat
bagaimana sikap manusia sendiri. Mereka lebih menyakini apa yang disebutkan
oleh para pakar-pakar dalam keilmuan mereka masing-masing tanpa menelaahnya
kembali. apakah itu benar atau hoax, Padahal 1400 tahun yang lalu alquran dan hadist sudah dengan jelas menjabarkan semua hal. andai saja umat islam mau kembali membuka, belajar tafsir dengan 2 peninggalan rasulullah, Dengan begitu uma manusia tidak akan tersesat, tidak akan mudah ter adu domba, tidak mudah tertipu..
Dan tahukah kalian, mengapa hampir semua peneliti yang sudah menemukan hasil telitiannya memutuskan untuk masuk islam? Karena mereka telah mendapat rahmat dan dibukakan hatinya oleh Allah dengan cara mereka mengetahui kebenaran yang sebenar-benarnya dari Al-Qur'an dan As-sunnah yang mereka coba cocokkan. Masih ingatkah firman Allah yang berbunyi.
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآَمَنَ مَنْ فِي
الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا
مُؤْمِنِينَ
.
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang
yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya
mereka menjadi orang beriman semuanya”[1] (QS: Yunus: 99)
seperti
Sebagai contoh adalah kebenaran yang telah dibuktikan oleh
salah satu lembaga antariksa tebersar kita saat ini, NASA. Yaitu, bahwa benar
adanya matahari akan terbit dari barat. Adalah seorang ilmuwan fisika ukrain.
Dimitri Bolykov yang akhirnya diberikan rahmat oleh Allah. Beliau menyatakan
keislamannya setelah menemukan bahwa putaran poros bumi kelak akan berbalik
arah ini sesuai dengan sebuah hadist yang berbunyi.
“Tidak akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari
tempat terbenamnya, apabila ia telah terbit dari barat dan semua manusia
melihat hal itu maka semua mereka akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada
gunanya iman seseorang yang belum pernah beriman sebelum itu.”
(Riwayat
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. Dan riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn
Majah).
0 komentar